BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan yang baik pula.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan yakni :
• Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan volume ruang muat besar.
• Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
• Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
• Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan mengenai berat konstruksi dan harga mesin.
• Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tugas ini adalah :
Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
Pemilihan Motor Penggerak Utama
Perkiraan Jumlah Dan Susunan ABK
Perencanaan Sekat Kedap Air
Pembagian Ruang Akomodasi
Penentuan Volume Tangki Double Bottom
Penentuan Volume Ruang Muat
Perhitungan Mesin Kemudi
Perhitungan Mesin Jangkar (Windlass)
Perhitungan Mesin Tambat (capstan)
Perhitungan Cargo Winch
Perencanaan Deck Crane
Perencanaan Life Boat
Penentuan Tangki Bahan Bakar
Lubricating Oil Storage Tank
Tangki Air Tawar
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
BAB II
LAPORAN RENCANA UMUM
DATA KAPAL :
1. Nama : KM. THE DHAFYS
2. Tipe : General Cargo
3. Dimensi Utama :
Lpp : 80 meter
Lwl : 81 meter
B : 15.6 meter
H : 8.80 meter
T : 7 meter
Cb (δ) : 0,66
Cm (β) : 0,98
Cp (φ) : 0,67
Vs : 13 knot = 6.68 m/s
: 5909.904 ton
Rute Pelayaran : Surabaya - Batam
Radius Pelayaran : 823 mil laut
SUSUNAN ABK
Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]
Dimana:
Cst = koefisien steward deck ( 1,2 – 1,33 )
Cdk = koefisien deck department ( 11,5 – 14,5 )
Ceng = koefisien engine department ( 8,5 – 11,0 )
BHP = tenaga mesin ( HP )
Cadets = perwira tambahan / tamu
CN = ( L.B.H ) / 1000
Jadi perhitungan jumlah ABK
Zc = 1.33 [ 14.5 ( 11.11/1000 )1/6 + 11.0 ( 868.79/1000 )1/3 + 1 ]
= 25 Orang
1. Master
Captain ( Nahkoda ) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang
2. 2nd Officer ( Mualim II ) : 1 orang
3. Radio Operator : 1 orang
Bintara :
1. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 2 orang
2. Boatswain ( Kepala Kelasi ) : 1 orang
3. Seaman ( Kelasi ) : 2 orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang
2. 2nd Engineer : 1 orang
3. Electrician : 1 orang
Bintara :
1. Oiler : 2 orang
2. Fire man : 2 orang
4. Catering Department
Perwira :
1. Chief Cook : 1 orang
Bintara :
1. Assisten Cook : 2 orang
2. Steward : 2 orang
3. Boys : 2 orang
___________________
Jumlah : 23 orang
PERHITUNGAN BHP MESIN INDUK
A. PERHITUNGAN BHP MESIN
Metode yang digunakan : Watson.
( Kw )
Dimana :
P = daya efektif kapal ( EHP ) dalam Kw ( 1 HP = 0,746 Kw )
= displacement dalam ton
V = kecepatan dalam meter / detik
L = panjang kapal dalam meter
n = kisaran per detik
Diketahui : = 5909.904 ton ; n = 2,50 kisaran/detik
V = 13 knot = 6.68 m/s
Lwl = 81 meter
Penyelesaian :
( Kw )
x 0.746
EHP = 1561.099 HP+20%
BHP = 1561.299 HP
I. PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK UTAMA
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
MARINE ENGINE :
M e r e k : WARTSILA 20
T i p e : 6L20
Cylinder B o r e : 200 mm
Piston Stroke : 280 mm
Cylinder Output : 130 – 200 kW/cyl
Speed : 720 – 1000 rpm
Mean Effective Pressure : 22.5 – 28.0 bar
Piston Speed : 6.7 – 9.3 m/s
Fuel Specification :
Fuel Oil ........................... 730 cSt/50˚C
7200 Sr1/100˚F
ISO 8217, category ISO-F-RMK 55
SFOC 188-196 g/kWh at ISO condition ± 5% tolerance
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
1. Tinggi Dasar Ganda ( Double Bottom )
Menurut ketentuan BKI 1996 Volume II Bab VIII
Tinggi double bottom (h) tidak boleh kurang dari :
H db = 350 + 45B (mm) dimana B = 15.6 m
= 350 + 45(15.6)
= 1052 mm
Untuk kapal ini tinggi double bottom diambil 1 m.
2. Jarak Gading ( Frame Spasing )
Pada BKI 1996 Volume II Bab IX, jarak gading normal / main frame (ao) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah :
ao = (L/500) + 0,48 (m) dimana L =81 m
= (81 /500) + 0,48
ao = 0,642 m
catatan :
definisi dari L menurut BKI '96 bab I.H.2 adalah :
"Jarak pada garis air muat musim panas dari pinggir depan linggi haluan ke pinggir belakang kemudi atau garis sumbu dari tongkat kemudi. L tidak boleh kurang dari 96% dan tidak perlu lebih dari 97% Lwl (panjang garis muat musim panas)."
Jadi :
Untuk kapal ini jarak gading utama diambil ao= 600 mm
Ketentuan lain bahwa jarak gading di depan sekat ceruk haluan dan di belakang sekat ceruk buritan tidak boleh lebih dari 600 mm.
3. Perencanaan Letak Sekat Tubrukan dan Sekat Ceruk Buritan
a. Sekat Tubrukan
Letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah 0,05 L – 0,08 L (dalam kapal ini diambil 0,07)
0,07 L = 0,07(81) m dimana L = 81 m
= 5.67 m
Pada kapal ini, direncanakan sekat terletak 6 m di belakang FP atau pada frame no. 124
b. Sekat Ceruk Buritan
Syarat minimum 3 x frame spacing (fs) diukur dari ujung boss.
Pada kapal ini diambil jarak didepan AP sebesar 3.6 m.
Sekat Ceruk Buritan tepat terletak pada frame no. 6
4. Perencanaan Panjang Ruang Mesin
Pada kapal ini direncanakan panjang ruang mesin 18 frame spacing.
Panjang ruang mesin = 18 x 0,6 = 9.6 m
Sehingga panjang ruang mesin terletak pada fr. 6 sd fr. 22
5. Perencanaan Panjang Ruang Muat
1. Ruang muat I fr.26 – 75 (29 m)
2. Ruang muat II fr.75 – 124 (29 m)
4. Perhitungan Volume Ruang Muat
Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang telah direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Metode Simpson.
A. Volume Ruang Muat II
Volume ruang muat II terletak antara fr. 75 – fr. 124
Panjang ruang muat adalah 29 m.
Volume Ruang Muat 2
ST LUAS RM FS HASIL
49 72.9175 1 72.9175
50 72.9211 4 291.6844
51 72.9165 2 145.833
52 72.9098 4 291.6392
53 72.9070 2 145.8140
54 72.9070 4 291.6280
55 72.9267 2 145.8534
56 72.9387 4 291.7548
57 72.9387 2 145.8774
58 72.9294 4 291.7176
59 72.8922 2 145.7844
60 72.8206 4 291.2824
61 72.7009 2 145.4018
62 72.5190 4 290.0760
63 72.2606 2 144.5212
64 71.9112 4 287.6448
65 71.4571 2 142.9142
66 70.8960 4 283.5840
67 70.2350 2 140.4700
68 69.4812 4 277.9248
69 68.6422 2 137.2844
70 66.7252 4 266.9008
71 66.7378 2 133.4756
72 65.6788 4 262.7152
73 64.5314 1.5 96.7971
73.5 63.9373 2 127.8746
74 63.2764 0.5 31.6382
5321.009
V 1 1064.202
VRM 2 923.0350
B. Volume Ruang Muat I
Volume ruang muat III terletak antara fr. 74 – fr. 99
Panjang ruang muat adalah 41.67 m
Volume Ruang Muat 3
ST LUAS RM FS HASIL
74 63.2764 1 63.2764
75 61.8376 4 247.3504
76 60.3619 2 120.7238
77 58.6583 4 234.6332
78 56.7699 2 113.5398
79 54.7104 4 218.8416
80 52.5003 2 105.0006
81 50.1596 4 200.6384
82 47.7108 2 95.4216
83 45.1772 4 180.7088
84 42.5817 2 85.1634
85 39.9443 4 159.7772
86 37.2855 2 74.5710
87 34.6257 4 138.5028
88 31.9885 2 63.9770
89 29.3801 4 117.5204
90 26.8150 2 53.6300
91 24.2944 4 97.1776
92 21.8227 2 43.6454
93 19.4069 4 77.6276
94 17.0740 2 34.1480
95 14.8585 4 59.4340
96 12.7928 2 25.5856
97 10.9067 4 43.6268
98 9.1864 1.5 13.7796
98.5 8.3549 2 16.7098
99 7.5509 0.5 3.77545
2688.786
V 2 537.7573
VRM 3 485.359
D. Volume Total Ruang Muat.
Vt = V1 + V2 + V3
= 903.6322 + 923.0350 + 485.359
= 2312.026 m3
PERHITUNGAN DWT (DEAD WEIGHT) / CONSUMABLE.
Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)
Perincian Perhitungan:
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
(menurut Herald Boehls hal 11)
Wfo = BHPme x bme x S/(Vs x 10-6) x (1,3 s/d 1,5)
Parameter yang diperlukan :
BHPme = 1561 BHP = 1164.6 kw
Bme = specific konsumsi bahan bakar mesin induk
= 171 gr / BHP hour
S = radius pelayaran (Surabaya – Batam)
= 823 mill
Vs = 13 knots
C = koreksi cadangan ( 1,3 – 1,5 )
= 1.5
Wfo = 1164.6 x 171 x .10-6 x 1,5
= 14 ton
Menentukan volume bahan bakar mesin induk
Vfo = Wfo / dimana Wfo = 18.09 ton
= 14 / 0,95 = 0,95 ton/m3
= 14.73 m3
Volume bahan bakar mesin induk ada penambahan karena:
• Double bottom ( 2 % )
• Ekspansi karena panas ( 2 % )
Jadi :
Vfo = Vfo + (4 % Vfo)
= 15.31 m3
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb)
(menurut Herald Poells hal 19)
Wfb = (0,1 s/d 0,2) Wfo
= 0,15 x 14
= 2.1 ton
Menentukan volume bahan bakar mesin bantu (Vb)
Vb = Wfb / diesel dimana diesel = 0,95 ton/m3
= 2.1 / 0,95
= 2.21 m3
Volume bahan bakar mesin bantu ada penambahan karena:
• Double bottom ( 2 % )
• Ekspansi karena panas ( 2 % )
Jadi :
Vb = Vb + (4 % Vfo)
= 2.29 m3
3. Berat Minyak Pelumas (Wlo)
(menurut Herald Poells hal 19)
Wlo = BHPme x blo x .10-6 x ( 1,3 – 1,5 ) dimana:
= 1164.6 x 1,4x .10-6 x 1,4 blo = 1,2 – 1,6
= 0.14 ton
Menentukan volume minyak pelumas (lubricating oil):
V = Wlo / dimana Wlo = 0.15 ton
= 0.14 / 0,9 o = 0,9 ton/m3
= 0,160 m3
4. Berat Air Tawar (Wfw)
Pemakaian fresh water :
• Untuk minum (Wmi)
( Wmi ) = (Ze x Cm x S )/ ( 24 x Vs x 1000)
Dimana :
Cm : Koefisien pemakaian air minum (10-20 )Kg /crew hari
direncanakan 12kg/crew hari.
Ze : jumlah crew = 25 orang
S : radius pelayaran (Surabaya – Batam)
: 823 mill
= (25 x 12 x 823)/(24 x 13 x 1000)
= 0.8 ton
Volume air minum = Wmi / = 1 ton/m3
= 0.8 / 1
= 0.8 m3
• Untuk cuci (Wcu)
(Wcu) = (Ze x Ccu x S ) / (24 x Vs x 1000)
Dimana :
Ccu : koefisien air mandi (80-200)
Direncanakan koefisien air mandi ( 200 kg / crew. hari )
(Wcu) = (25 x 80 x 823 ) / ( 24 x 13 x 1000 )
= 5 ton
Volume untuk air mandi = Wcu/ = 1 ton / m3
= 5 m3
• Untuk pendingin mesin (Wp)
(Wp) = (2-5) x BHP
Dimana :
Cpm : koefisien air pendingin (2-5) kg
Direncanakan 3 kg /HP
= 3 x 1164.6
= 3.49 ton
volume pendingin mesin = Wp / = 1 ton /m3
= 3.49 m3
Wfw = Wmi + Wcu + Wp
= 0.8 + 5 + 3.49
= 9.3 ton
Volume air tawar :
V = Wfw /
= 9.3 / 1
= 9.3 m3
5. Berat Bahan Makanan (Wp).
( Wp ) = (Ze x Cbm x S) / (24 xVs x 1000)
Dimana :
Cbm = Koefisien pemakaian bahan makanan ( 3-5 )
= direncanakan 5 kg /crew. hari
( Wp ) = (25 x 5 x 823) / (24 x 13 x 1000)
= 0.32 ton
6. Berat Crew dan Barang Bawaan ( Wcp )
Kebutuhan : untuk crew = 75 kg/orang. hari
barang = (20-60 ) kg/orang. hari
= direncanakan 25 kg /orang. hari
jumlah = 100 kg/orang. hari
Wcp = (Ze x jumlah kebutuhan) / 1000
= (25 x 100) / 100
= 2.5 ton
7. Berat Cadangan (Wr)
Terdiri dari peralatan di gudang antara lain:
- Tali/rope
- Cat
- Peralatan reparasi kecil yang dapat dIatasi oleh ABK
- Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran
Maka :
Disp. = 5909.904 ton.
Wr = (0.5 –1.5)% x Disp
= 0,6 % x 5909.904
= 35.45 ton
9. Berat Muatan Bersih (Wpc)
LWT = 30% x Δ Displ. = 5909.904 ton
= 30% x 5909.904
= 1772.97 ton
DWT = Δ - 1772.97
= 5909.904 – 1772.97
= 4136.93 ton
Besar DWT = 14 + 2.1 + 0.14 + 9.3 + 0.32 + 2.5 + 35.45 +Wpc
Maka: Wpc = 4136.93 – (14 + 2.1 + 0.14 + 9.3 + 0.32 + 2.5 + 35.45)
= 4073.12 ton
PERENCANAAN RUANGAN -RUANGAN AKOMODASI
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa persyaratan untuk crew accomodation.
BRT = 0,6 DWT
= 0,6 (4136.93) = 2482.158 BRT
Jadi BRT = 2482 BRT
1. Ruang Tidur (Sleeping Room)
* Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah / dibelakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
- Ruangan tidur seluruhnya di bagian belakang kapal.
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
- Bridge Deck terdapat ruang tidur Captain,Radio Operator dan Chief Engineer.
- Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Dokter.
- Poop Deck terdapat ruang tidur Chief Cook , Second Engineer, Second Officer dan Electrician.
- Main Deck terdapat ruang tidur Boatswain, Pumpman, Fireman, Boys, Seaman, dan Assistant Cook.
* Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruang untuk palka, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint room dan drying room (ruang pengering).
* Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal diatas 3000 BRT.
* Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.
Direncanakan 240 cm.
* Perabot dalam ruang tidur
a. Ruang tidur Kapten :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv, kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
d. Ruang tidur Crew :
- Tempat tidur (minimal single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk dua orang ) , lemari pakaian.
* Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 90 cm
- Tingkatan lain : 190 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.
2. Ruang Makan (Mess Room)
* Harus cukup menampung seluruh ABK.
* Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.
* Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley (dapur).
Direncanakan 2 ruang makan :
a. Ruang makan Perwira :
- Letak di Poop Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 7 tempat duduk, 1 meja makan, TV, dan wash basin.
b. Ruang makan Bintara :
- Letak di Main Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 17 orang, 1 meja makan, TV, dan wash basin.
3. Sanitary Accomodation
* Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
* Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di tempat itu.
* Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan terpisah.
* Fasilitas sanitary umum minimum:
- shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 2 Shower untuk 5 orang ( 1 shower untuk 2-3 orang ).
- 2 Wc untuk 5 orang ( 1 wc untuk 2-3 orang ).
- 2 Washbasin di ruang makan bintara
b. Di Poop Deck :
- 2 Kamar mandi (shower, wash basin, dan wc).
- 2 Washbasin di ruang makan perwira
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Officer (shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Engineer (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Radio Operator (shower, washbasin dan wc).
4. Musholla (Mosque)
* Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan :
Di Poop Deck :
- Dekat tempat wudlu (tempat wudlu berada di kamar mandi).
- Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkap-an sholat.
5. Kantor (Ship Office) & Lobby Room
* Direncanakan Kantor:
Kantor Chief Officer, Chief Engineer, menjadi satu yaitu berada di boat deck, sedangkan tempat kerja kapten menjadi satu dengan kamar.
6. Dry Provision and Cold Store Room
A. Dry Provision Store
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
B. Cold Storage Store
* Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.
* Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :
- Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22 C.
- Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah -12 C.
* Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8 s/d 1) m2.
Untuk 25 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 14,4 m2 - 18 m2.
Perinciannya sebagai berikut :
- 1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store.
- Sisanya digunakan untuk dry store.
Direncanakan Dry Store dan Cold Store :
- Letak di Main Deck dekat dapur.
7. Dapur (Galley)
* Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
* Luas lantai 0,5 m2 /ABK
* Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap
* Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping room.
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, di samping ruang makan crew.
- Luas 12,74 m2
- Dilengkapi sarana lift food ke pantry di boat deck dan poop deck yang tepat diatas dapur.
8. Ruang Navigasi (Navigation Room)
A. Ruang Kemudi (Wheel House)
* Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak terhalang (visibility 3600)
* Flying wheel house lebarnya selebar kapal. Untuk mempermudah waktu berlabuh.
* Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
B. Ruang Peta (Chart Room)
* Terletak didalam ruang wheel house.
* Ukuran ruang peta 2,2 m x 4 m.
* Ukuran meja peta 1,8 m x 2 m.
* Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya..
C. Ruang radio (Radio Room)
* Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan suara.
* Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.
* Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam waktu 3 menit.
10. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Source of Electrical Power (ESEP).
* Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu.
* Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
* Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 o atau kapal mengalami trim 10 o.
PERLENGKAPAN NAVIGATION
Design and Construction edisi revisi sname Newyork, 1980 tentang perlengkapan lampu navigasi. Sesuai dengan Ship
1. Anchor Light
* Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
* Warna : Putih.
* Jumlah : 1 buah.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 360o horisontal.
* Tinggi : 8 meter.
* Letak : Forecastle.
2. Lampu Buritan (Stern Light)
* Warna : Putih.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 135o horisontal
* Jumlah : 1 buah.
* Tinggi : 3,5 meter.
* Letak : Buritan
3. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)
* Warna : Putih.
* Visibilitas : 6 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 225o horisontal
* Tinggi : 12 meter (di tiang agung depan)
: 4,5 meter (di tiang di top deck )
4. Lampu Sisi (Side Light)
* Jumlah : Starboard Side : 1 buah (kanan)
Port Side : 1 buah (kiri)
* Warna : Starboard Side : Hijau (kanan)
Port Side : Merah (kiri)
* Visibilitas : 2 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 112,5o horisontal
* Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)
5. Morse Light
* Warna : Putih.
* Sudut Sinar : 360o horisontal
* Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)
Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau di ruang peta.
8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
9. Radio Direction Finder dan Radar
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak diruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan
PERENCANAAN TANGGA, PINTU DAN JENDELA
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
* Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 800 mm
* Tinggi ambang : 300 mm
B. Pintu Dalam
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 700 mm
* Tinggi ambang : 200 mm
C. Ship Non Water Tight Steel Door
* Digunakan untuk pintu gudang-gudang.
D. Ship Cabin Steel Hollow Door
* Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.
2. Ukuran Jendela
* Jendela bundar dan tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751), direncanakan menggunakan tipe A dengan ukuran d = 400 mm.
* Jendela persegi
- 1. Panjang : 400 mm Lebar : 400 mm
- 2. Panjang : 900 mm Lebar : 400 mm
* Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship budges
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 15o.
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm
3. Ladder / Tangga
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk menyimpannya diletakkan diatas poop deck (diletakkan segaris dengan railing/miring). Sudut kemiringan diambil 45o.
Dengan melihat pada tabel Hidrostatik didapatkan nilai T dengan melalui LWT. Pada kapal ini didapatkan hasil.
LWT = Disp. - DWT
= 5909.904 – 4136.93
= 1772.97 ton
Sarat kapal kosong (tE) = LWT / (Lpp x B x Cb x 1,004 x 1,025)
= 1772.97 / (80 x 15.6 x 0.66 x 1.004 x 1.025)
= 2.1 m
karena tangga diletakkan pada posisi poop deck maka:
a = (H+2,4) - TE
= (8.80 + 2,4) – 2.1
=9.1 m
Tangga akomodasi panjangnya:
L = 9.1 /sin 45
= 57.41 / 0,707
= 12.9 m
* Dimensi Tangga Akomodasi :
- Width of ladder : 700 mm
- Height of handrail : 1000 mm
- The handrail : 1500 mm
- Step space : 350 mm
B. Steel Deck Ladder
Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Pada kapal ini menggunakan deck ladder type A dengan nominal size 700 mm, lebar 700 mm. Kemiringan terhadap horizontal 45 0 Interval of treads 200 s/d 300, step space 400 mm.
C. Ship Steel Vertical Ladders
Digunakan untuk tangga yang menuju ke cargo hold dari main deck. Type A19 jarak dari dinding 150 mm, interval treads 300 s/d 340 mm, lebar tangga 350 mm.
D. Vertical Ladders
• Lebar : 250 - 300 mm
• Jarak antar anak tangga : 250 - 350 mm
• Diameter batang : 25 - 30mm
PERLENGKAPAN KAPAL
1. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran yang sesuai yang ada.
Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 3, yaitu :
A. Sekoci
Sekoci Penolong direncanakan menggunakan ukuran sebagai berikut:
* Digunakan model buatan FR. FASSMER & CO
- Type : GAR 6,0
- Lenght : 6,00 m
- Breadth : 2,35 m
- Registered height : 1,06 m
- Person : 19 orang
- Weight without persons : 3500 kg
* Persyaratan sekoci penolong :
- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.
- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan
- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.
- Stabilitas dan lambung timbul yang baik
- Mampu diturunkan kedalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15˚
- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompass radio komunikasi
B. Perlengkapan Apung (Bouyant Apparatus)
B.1 Pelampung Penolong ( Life Buoy )
* Persyaratan pelampung penolong :
- Dibuat dari bahan yang ringan (gabus dan bahan semacam plastik)
- Berbentuk lingkaran atau tapal kuda
- Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg besi
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12 buah
B.2. Baju Penolong (Life Jacket)
* Persyaratan baju penolong :
-Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi
-Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta dilengkapi dengan peluit.
C. Tanda Bahaya Dengan Signal atau Radio
Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb.
Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur rescue signal transmiter dsb.
D. Alat Pemadam Kebakaran
Dalam kapal ini terdapat alat pemadam kebakaran berupa :
- CO2
- Air laut
2. Alat Bongkar Muat
A. Batang Muat
Panjang jangkauan batang muat:
L’ = (2/3 Panjang Palkah + Jarak Mast Ke Sisi kapal)
= (2/3 x 8.4 + 5.75)
= 11.35 m
Panjang batang muat:
L = L’ / cos 45
= 16.051 m
Direncanakan, Save Pressure = 5000 kg
L1 = 7.5 n = 0.3 d = 100 G1 = 87
L2 = 7.7 D = 127 s = 4 G2 = 85
B. Tiang Agung Mask
W = 0.1[(SWL x L1) + (SWL x L2)]
= 7600 cm3
C. Winch
Winch power (Pe)
Pe = (W x V) / (75 x 60)
Dimana:
Pe = Effective Power (HP)
W = Rated Load (kg) = 8680 kg
V= Rated Hoisting Speed (40 m/min)
Pe = 96.4 HP
Input of Motor Power (Ip)
Ip = f x Pe Dimana: f = (1.05 s/d 1.1) x 94.4 HP
= 106.08 x 96.4 = 106.08 HP
= 10226.96 HP
3. Tutup palka
• Metode tutup palka MacGregor / Sistem didorong dan diatur
Jenis yang dipakai dalam desain kapal ini adalah faltluken, jenis ini merupakan classic modern dari semua variasi bentuk sekarang ini. Dimana penutup palka lengkap terdiri dari sejumlah panel berhimpit dengan jangkauan hatchway dan disambung bersama dengan engsel. Dalam posisi tertutup, sisi panel benar-benar duduk pada balok memanjang yang dilekatkan semua disekeliling tepi atas coaming, yang mana menahan berat penutup. Hanya dalam plat sisi ada karet kedap dilekatkan pada tutup, yang meletak pada balok tekan yang kedap.
4. Penentuan Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat
A. Penentuan Jangkar
Dari peraturan BKI 1989 ditentukan :
Z = D2/3 + 2hB + A/10
dimana : D = Displacement kapal
= 2263.2 ton
B = Lebar kapal
= 15.6 m
fb = H - T dimana H = 6.5 m
= 6.5 – 5 T = 5 m
= 1.5 m
h = 2,4 x 4 = 9.6 m
h = fb + h
= 1.5 + 9.6 = 11.1 m
A = Luas penampang membujur dari bangunan atas diatas sarat air pada centre line m2
= 228.64 m2
maka : Z = 450.64
Pada tabel 18.2 vol II, BKI "89 pada nomer register 119–Z = 450 – 500. Sehingga dapat diperoleh:
- Jumlah jangkar = 3 buah
- Berat Jangkar = 1440 kg
- Panjang total = 412.5 m
- Diameter
a. d1 = 38 mm
b. d2 = 34 mm
c. d3 = 30 mm
- Tali tarik
a. panjang = 190 m
b. beban putus = 305 KN
- Tali tambat
a. Jumlah = 4 buah
b. Panjang = 160 m
c. beban putus = 120 KN
Kemudian dari data dapat dianbil ukuran-ukuran yang ada pada jangkar yaitu sebagai berikut :
Berat jangkar diambil 1440 kg
a. = 212 mm ( Basic Dimension )
b. = 0,779 x a = 165 mm
c. = 1,050 x a = 318 mm
d. = 0,412 x a = 87 mm
e. = 0,857 x a = 1.82 mm
f. = 9,616 x a = 2038.59 mm
g. = 4,803 x a = 1018.24 mm
h. = 1,100 x a = 233 mm
i. = 2,401 x a = 509 mm
j. = 3,412 x a = 725 mm
k. = 1,323 x a = 280 mm
Dari Practical Ship Building direncanakan menggunakan jangkar type Hall Ancor.
B. Penentuan rantai Jangkar
Setelah diketahui data-data dari jangkar yaitu :
- Panjang keseluruhan rantai jangkar = 412.5 mm
- Diameter rantai jangkar :
- diameter rantai jangkar = 38 mm
- bahan = ST.37-43
Komposisi dan konstruksi dari rantai jangjar meliputi :
1. Ordinary link
a : 6,00 d = 228 mm
b : 3,60 d = 137 mm
c : 1,00 d = 38 mm
2. Large link
a : 6,50 d = 247 mm
b : 4,00 d = 132 mm
c : 1,10 d = 42 mm
3. End link
a : 6,75 d = 257 mm
b : 4,00 d = 152 mm
c : 1,20 d = 46 mm
4. Connecting Shackle
a : 7,10 d = 270 mm
c : 4,00 d = 152 mm
d : 0,60 d = 31 mm
e : 0,50 d = 19 mm
5. Anchor Kenter Shackle
a : 8,00 d = 304 mm
b : 5,95 d = 226 mm
c : 1,75 d = 66.5 mm
6. Swivel
a : 9,70 d = 368.6 mm
b : 2,80 d = 106.8 mm
c : 1,20 d = 45.6 mm
d : 2,90 d = 110.2 mm
e : 3,40 d = 192.2 mm
f : 1,75 d = 66.5 mm
7. Kenter Shackle
a : 6,00 d = 228 mm
b : 4,20 d = 159.6 mm
c : 1,52 d = 58.9 mm
C. Tali Tambat
Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nilon. Adapun ukuran- ukuran
Yang dipakai berdasarkan data-data dari BKI 1989 didapatkan:
- Jumlah tali tambat = 4 buah
- Panjang tali tambat = 160 m
- Beban putus = 120 kn
Keuntungan dari tali nylon untuk tambat :
- Tidak rusak oleh air dan sedikit menyerap air.
- Ringan dan dapat mengapung di permukaan air.
5. Penentuan Bolard, Fairlaid, Hawse Pipe dan Chain Locker
A. Penentuan Bollard
Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship and Marine Engineering vol. IIIB) dipilih type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai berikut :
- Ukuran Bollard adalah : - Ukuran baut adalah :
D = 300 mm a = 900 mm
L = 1450 mm b = 370 mm
B = 430 mm c = 55 mm
H = 530 mm w1 = 35 mm
Berat Bollard = 513 kg e = 60 mm
Jumlah baut = 8 buah f = 115 mm
Diameter = 1 1/8 inch w2 = 45 mm
r1 = 45 mm
r2 = 105 mm
Bollard ditempatkan di main deck, forcastle, dan poop deck.
B. Penentuan Fairlaid
Fairlaid berfungsi untuk mengarahkan dan mempelancar tali tambat. Type ini tergantung dari jumlah roller yang digunakan yaitu antara 1-4 kadang - kadang fairlaid dan chock digabung yang ddisebut fairlaid and chock. Ukuuran tergantung dari diameter roller itu sendiri tergantung dari hawses yang dipakai. Dari Practical Ship Building dan didapatkan ukuran roller sebagai berikut:
Diameter roller = 150 mm
Breaking strees hawses = 29 ton
Diameter Bollard = 225 – 250 mm
Diametre of fastering bolt = 22 mm
Length(L) = 1040 mm
Breadth(B) = 280 mm
Weight design I = 140 kg
Weight design II = 170 kg
C. Hawse Pipe
Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung dari ukuran dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari besi tuang.
Untuk diameter rantai jangkar 38 mm.
Bagian :
9,0 x d = 342 mm
0,6 x d = 22.8 mm
0,7 x d = 26.6 mm
3,5 x d = 133 mm
5,0 x d = 190 mm
1,4 x d = 53.2 mm
47 x d = 1786 mm
37 x d = 1406 mm
D. Penentuan Chain Locker
Volume chain locker adalah :
Dimana :
Sm = volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 1 fathom
d = diameter rantai jangkar dalam inch
= 38/25,4
= 1,49 inch
Panjang rantai jangkar = 412.5 m , dari GL diketahui 15 fathom = 25 m, maka :
412.5 m = 247.5 fathom
Maka volume dari chain locker adalah :
Sm = 247.5 / 100 x 1,492
= 5.5 m3
Perencanaannya yaitu dengan ditambah volume cadangan 20%, maka :
Sm = (20% x 5.5) + 5.5
= 6.6 m3
Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak sebelah kiri.
6. Penentuan Tenaga Windlass, Capstan, dan Steering Gear
A. Penentuan Tenaga Windlass
Perhitungan ini berdasarkan pada Practical Ship Building oleh M. Khetagurof
• Gaya tarik cable lifter untuk menarik 2 jangkar adalah :
Tcl = 2,35 ( Ga + Pa x La ) kg Dimana :
Ga = Berat jangkar
= 1440 kg
Tcl = 2,35 (1440 + 33.21 x 70 ) Pa = Berat tiap rantai jangkar
= 8847.045 kg = 0,023 x d2
= 0,023 x 382
= 33.21 kg/m
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung
= Diambil 70 m
• Diameter Cable Lift:
Dcl = 0,013 d (m)
= 0,013 x 38
= 0,49 m
•Torsi pada Cable Lifter
cl =
= (8847.045 x 0.49) /
(2 x 0.91)
= 2381.87 kgm Dimana : cl = 0,9 s/d 0,92
diambil = 0,91
• Torsi pada poros motor Windlass
w =
Dimana :
Ia =
= 550 / 7.89
= 69.7
Maka :
w = 2381.87 / (69.7
x 0.8)
= 42.71 rpm Dimana :
= efisiensi total (0,722 - 0,85)
Nm = 523 rpm – 1165 rpm
Va = 0,2 m/s
Maka :
Diambil = 0,8
Nm = 550 rpm
Ncl =
= (60 x 0.2) / (0.04 x 38)
= 7.89 kgm
• Daya effective Windlass
Pe =
= (42.71 x 550) / 716.2
= 32.80 HP
Dari data atas dapat diperoleh data sebagai berikut:
Type Windlaas : EAH - 5
Pulling force : 14,3 kg
Speed : 7,3 m / min
Daya motor : 50 Hp
Berat : 11,2 kg
B. Capstan
• Gaya pada Capstan Barrel
Twb = Pbr / 6 Dimana :
= 17000/6 Pbr = Tegangan putus dari wire roop
= 2833,33 kg = 17000 kg
• Momen pada poros Capstan Barrel
Mr =
= (2833.33 x 0.6) /
(2 x 69.7 x 0.8)
= 15.24 kgm
= 1524 kg.cm Dimana : Dwb = 0,6 m
Ia = 69.7
a = 0,8
Daya effective (Pe)= (Mr x 1000)/975
= (1524 x 1000)/97500
= 15.63 HP
Dari Practical Ship Building III b1 (hal 204 - 205), diperoleh data sebagai berikut:
Type Capstan : Type A
Pulling force : 3000 kg
Daya : 16 Hp
Berat : 2000 kg
C. Steering Gear
Luas daun kemudi
A = x [ 1 + 25 ( B/L )2 ]
= x [ 1 + 25 ( 11.5 / 64 )2]
= 1.778 m2
Luas ballansir
A' = 235 x A
= 235 x 1.778 = 417.83 m2
Untuk baling-baling tunggal dengan kemudi ballansir
= 1,8
= h / b
Dimana : h = Tinggi kemudi
b = Lebar kemudi
h = x b
= 1,8 x b
A = h x b
1.778 = 1,8 x b x b
= 1,8 x b2
b = 0.994 m
Maka : h = 1,8 x 0.994
= 1.789 m
x' = A' / h
= 417.83 / 1.789
= 233.5 m
•Kapasitas mesin kemudi (power steering gear )
Dasarnya adalah gaya dan momen yang bekerja pada mesin tersebut
• Gaya normal kemudi (Pn)
Pn = 1,56 x A x Va2 x sin Dimana :
A = Luas daun kemudi
= 1.778 m 2
Va = 13 knots
sin = 35
Pn = 1,56 x 1.778 x 132 x sin 35
= 268.86 kg
• Moment puntir kemudi (Mp)
Mp = Pn ( x - a ) Dimana :
a = Jarak poros kemudi
= 0.35 m
x = b (0,195 + 0,305 sin35)
b = lebar kemudi = 994 mm
Maka: x = 0.994(0,195 + 0,305 sin 35)
= 0.368 m
Mp = 268.86 (0,368 - 0,35)
= 4.32 kgm
• Daya Steering Gear adalah:
D =
=
= 2.78 mHP
Dimana : nrs = 1/3 x /
= 35 = 30o
nrs = 1/3 x 35/30
= 0,4
Sg = 0,1 s/d 0,35
= 0,2
•Diameter tongkat kemudi
Menurut BKI 1989:
Dt = 9 x
= 9 x ^1/3
= 146.57 mm
= 150 mm
7. Penentuan Ukuran Ventilasi
Maksud dan tujuan :
- Untuk menjaga udara didalam ruang muat dalam kapal agar selalu segar dan terasa nyaman.
- Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pembusukan muatan yang ditimbulkan oleh besarnya kelembaman dapat diperkecil.
Dv = VRM x n x n1/ 900 x x v x n2
Dimana :
VRM = Volume ruang muat
V = Kecepatan aliran udara yang masuk lewat ventilator
= 2 s/d 4 m/s
= diambil 4 m/s
n = Banyaknya pergantian udara
- untuk udara masuk n = 15 m/s
- untuk udara keluar n = 10 m/s
n1 = Dencity udara bersih ( kg/m3 )
n 2 = Dencity udara dalam ruangan ( kg/m3 )maka
Maka: n1/n2 = 1
A.PADA RUANG MUAT I
Dv masuk = (903.63 x 15 x 1/( 900 x 3,14 x 4 x 1))
= 1,09 m3
Dv keluar = (903.63 x 10 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.89 m3
B.PADA RUANG MUAT II
Dv masuk = (923.04 x 15 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 1.1 m3
Dv keluar = (923.04x 10 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.9 m3
C. PADA RUANG MUAT III
Dv masuk = (485.36 x 15 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.8 m3
Dv keluar = (485.36 x 10 x 1/( 900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.65 m3
PERHITUNGAN TANGKI-TANGKI
1. Tangki Ballast
Berdasarkan buku “Lectures on Ship design and Ships Theory”, berat air ballast adalah antara 10 % s.d 15 % dari displacement kapal. Pada perencanaan ini, diambil sebesar 12 % dari displacement kapal.
(Herald Poehl, LECTURE ON SHIP DESIGN AND THEORY)
= 2263.2 ton.
Maka berat Ballast adalah : 5909.904× 0.12 = 709.2 ton
Dan Volumenya adalah : 709.2 / 1,025 = 691.89 m3
Perhitungan Heavy Fuel Oil Tank (HFO)
Volume tangki Heavy Fuel Oil Tank (HFOT) terletak antara fr. 24 – fr. 31
Heavy Fuel Oil Tank
FRAME AREA FS HASIL
24 4.1338 1 4.1338
25 4.4552 4 17.8208
26 4.7764 2 9.5528
27 5.0973 4 20.3892
28 5.4182 2 10.8364
29 5.7403 4 22.9612
30 6.0637 1.5 9.09555
30.5 6.2264 2 12.4528
31 6.3839 1 6.3839
113.6265
VHT 22.72529
Perhitungan Diesel Oil Tank (DOT)
Volume tangki Diesel Oil Tank (DOT) terletak antara fr. 31 – fr. 32
Diesel Oil Tank
Frame Area FS Hasil
31 6.3839 1 6.3839
31.5 6.5543 4 26.2172
32 6.7197 1 6.7197
39.3208
VDOT 3.93208
Perhitungan Cofferdam
Volume tangki Diesel Oil Tank (DOT) terletak antara fr. 32-34
Cofferdam Tank
Frame Area FS Hasil
32 6.7197 1 6.7197
33 7.0529 4 28.2116
34 7.3057 1 7.3057
42.237
Vcoff 8.4474
Perhitungan Fresh Water Tank
Volume Fresh Water Tank (FWT) terletak antara fr. 34-36
Fresh Water Tank
Frame Area FS Hasil
34 7.3057 1 7.3057
35 7.7133 4 30.8532
36 8.0310 1 8.031
46.1899
VFW 9.23798
Perhitungan Volume Tangki Ballast
A. Volume tangki ballast I
Volume tangki ballast III terletak antara fr.24– fr. 49
V. Tangki Ballast 1
Frame Area FS Hasil
24 4.1338 1 4.1338
25 4.4552 4 17.8208
26 4.7764 2 9.5528
27 5.0973 4 20.3892
28 5.4182 2 10.8364
29 5.7401 4 22.9604
30 6.0637 2 12.1274
31 6.3899 4 25.5596
32 6.7197 2 13.4394
33 7.0529 4 28.2116
34 7.3057 2 14.6114
35 7.7133 4 30.8532
36 8.0310 2 16.0620
37 8.1903 4 32.7612
38 8.6177 2 17.2354
39 8.8799 4 35.5196
40 9.1111 2 18.2222
41 9.3136 4 37.2544
42 9.3136 2 18.6272
43 9.6160 4 38.4640
44 9.7049 2 19.4098
45 9.7668 4 39.0672
46 9.8049 2 19.6098
47 9.8260 4 39.3040
48 9.8373 1.5 14.75595
48.5 9.8413 2 19.6826
49 9.8446 0.5 4.9223
581.3937
VDB 1 116.2787
B. Volume tangki ballast II
Volume tangki ballast II terletak antara fr. 49 – fr. 74
V. Tangki Ballast 2
Frame Area FS Hasil
49 9.8446 1 9.8446
50 9.8489 4 39.3956
51 9.8497 2 19.6994
52 9.8470 4 39.3880
53 9.8404 2 19.6808
54 9.8300 4 39.3200
55 9.8183 2 19.6366
56 9.8098 4 39.2392
57 9.8091 2 19.6182
58 9.8207 4 39.2828
59 9.6319 2 19.2638
60 9.8890 4 39.5560
61 9.9264 2 19.8528
62 9.9418 4 39.7672
63 9.9180 2 19.8360
64 9.8373 4 39.3492
65 9.6882 2 19.3764
66 9.4837 4 37.9348
67 9.2432 2 18.4864
68 8.9859 4 35.9436
69 8.7313 2 17.4626
70 8.4970 4 33.9880
71 8.2816 2 16.5632
72 8.0718 4 32.2872
73 7.8536 1.5 11.7804
73.5 7.7372 2 15.4744
74 7.6135 0.5 3.8068
705.8340
VDB 2 141.1668
C. Volume tangki Ballast III
Volume tangki ballast I terletak antara fr. 74 – fr. 99
V. Tangki Ballast 3
Frame Area FS Hasil
74 7.6135 1 7.6135
75 7.3377 4 29.3508
76 7.0211 2 14.0422
77 6.6719 4 26.6876
78 6.2995 2 12.5990
79 5.9132 4 23.6528
80 5.5223 2 11.0446
81 5.1352 4 20.5408
82 4.7556 2 9.5112
83 4.3862 4 17.5448
84 4.0298 2 8.0596
85 3.6890 4 14.756
86 3.3662 2 6.7324
87 3.0600 4 12.2400
88 2.7663 2 5.5326
89 2.4812 4 9.9248
90 2.2007 2 4.4014
91 1.9210 4 7.6840
92 1.6427 2 3.2854
93 1.3739 4 5.4956
94 1.1233 2 2.2466
95 0.8995 4 3.5980
96 0.7100 2 1.4200
97 0.5642 4 2.2568
98 0.4531 1.5 0.67965
98.5 0.4531 2 0.9062
99 0.3695 0.5 0.1848
261.9911
VDB 3 52.39822
VDBT 309.8437
Sehinga total volume tangki ballast di double bottom adalah :
V = V I + V II +V III
V = 265.473 m³
Karena kontruksi dasar ganda, maka dikoreksi dengan ditambah 2 %
V = 265.473 + 2% 265.473
V = 270.782 m³
Jadi volume tangki ballast pada double bottom dapat memenuhi kebutuhan untuk ballast.
BAB VII
KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan Tugas Rencana Umum ini dapatlah diambil kesimpulan yang perlu diperhatikan :
1. Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil mungkin tetapi jangan sampai mengurangi efektifitas dari mesin, agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
2. Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
3. Perencanaan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
4. Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu berthing kapal dipelabuhan bongkar muat.
5. Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar dipelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan yang baik pula.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan yakni :
• Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan volume ruang muat besar.
• Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
• Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
• Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan mengenai berat konstruksi dan harga mesin.
• Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tugas ini adalah :
Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
Pemilihan Motor Penggerak Utama
Perkiraan Jumlah Dan Susunan ABK
Perencanaan Sekat Kedap Air
Pembagian Ruang Akomodasi
Penentuan Volume Tangki Double Bottom
Penentuan Volume Ruang Muat
Perhitungan Mesin Kemudi
Perhitungan Mesin Jangkar (Windlass)
Perhitungan Mesin Tambat (capstan)
Perhitungan Cargo Winch
Perencanaan Deck Crane
Perencanaan Life Boat
Penentuan Tangki Bahan Bakar
Lubricating Oil Storage Tank
Tangki Air Tawar
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
BAB II
LAPORAN RENCANA UMUM
DATA KAPAL :
1. Nama : KM. THE DHAFYS
2. Tipe : General Cargo
3. Dimensi Utama :
Lpp : 80 meter
Lwl : 81 meter
B : 15.6 meter
H : 8.80 meter
T : 7 meter
Cb (δ) : 0,66
Cm (β) : 0,98
Cp (φ) : 0,67
Vs : 13 knot = 6.68 m/s
: 5909.904 ton
Rute Pelayaran : Surabaya - Batam
Radius Pelayaran : 823 mil laut
SUSUNAN ABK
Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]
Dimana:
Cst = koefisien steward deck ( 1,2 – 1,33 )
Cdk = koefisien deck department ( 11,5 – 14,5 )
Ceng = koefisien engine department ( 8,5 – 11,0 )
BHP = tenaga mesin ( HP )
Cadets = perwira tambahan / tamu
CN = ( L.B.H ) / 1000
Jadi perhitungan jumlah ABK
Zc = 1.33 [ 14.5 ( 11.11/1000 )1/6 + 11.0 ( 868.79/1000 )1/3 + 1 ]
= 25 Orang
1. Master
Captain ( Nahkoda ) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang
2. 2nd Officer ( Mualim II ) : 1 orang
3. Radio Operator : 1 orang
Bintara :
1. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 2 orang
2. Boatswain ( Kepala Kelasi ) : 1 orang
3. Seaman ( Kelasi ) : 2 orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang
2. 2nd Engineer : 1 orang
3. Electrician : 1 orang
Bintara :
1. Oiler : 2 orang
2. Fire man : 2 orang
4. Catering Department
Perwira :
1. Chief Cook : 1 orang
Bintara :
1. Assisten Cook : 2 orang
2. Steward : 2 orang
3. Boys : 2 orang
___________________
Jumlah : 23 orang
PERHITUNGAN BHP MESIN INDUK
A. PERHITUNGAN BHP MESIN
Metode yang digunakan : Watson.
( Kw )
Dimana :
P = daya efektif kapal ( EHP ) dalam Kw ( 1 HP = 0,746 Kw )
= displacement dalam ton
V = kecepatan dalam meter / detik
L = panjang kapal dalam meter
n = kisaran per detik
Diketahui : = 5909.904 ton ; n = 2,50 kisaran/detik
V = 13 knot = 6.68 m/s
Lwl = 81 meter
Penyelesaian :
( Kw )
x 0.746
EHP = 1561.099 HP+20%
BHP = 1561.299 HP
I. PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK UTAMA
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
MARINE ENGINE :
M e r e k : WARTSILA 20
T i p e : 6L20
Cylinder B o r e : 200 mm
Piston Stroke : 280 mm
Cylinder Output : 130 – 200 kW/cyl
Speed : 720 – 1000 rpm
Mean Effective Pressure : 22.5 – 28.0 bar
Piston Speed : 6.7 – 9.3 m/s
Fuel Specification :
Fuel Oil ........................... 730 cSt/50˚C
7200 Sr1/100˚F
ISO 8217, category ISO-F-RMK 55
SFOC 188-196 g/kWh at ISO condition ± 5% tolerance
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
1. Tinggi Dasar Ganda ( Double Bottom )
Menurut ketentuan BKI 1996 Volume II Bab VIII
Tinggi double bottom (h) tidak boleh kurang dari :
H db = 350 + 45B (mm) dimana B = 15.6 m
= 350 + 45(15.6)
= 1052 mm
Untuk kapal ini tinggi double bottom diambil 1 m.
2. Jarak Gading ( Frame Spasing )
Pada BKI 1996 Volume II Bab IX, jarak gading normal / main frame (ao) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah :
ao = (L/500) + 0,48 (m) dimana L =81 m
= (81 /500) + 0,48
ao = 0,642 m
catatan :
definisi dari L menurut BKI '96 bab I.H.2 adalah :
"Jarak pada garis air muat musim panas dari pinggir depan linggi haluan ke pinggir belakang kemudi atau garis sumbu dari tongkat kemudi. L tidak boleh kurang dari 96% dan tidak perlu lebih dari 97% Lwl (panjang garis muat musim panas)."
Jadi :
Untuk kapal ini jarak gading utama diambil ao= 600 mm
Ketentuan lain bahwa jarak gading di depan sekat ceruk haluan dan di belakang sekat ceruk buritan tidak boleh lebih dari 600 mm.
3. Perencanaan Letak Sekat Tubrukan dan Sekat Ceruk Buritan
a. Sekat Tubrukan
Letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah 0,05 L – 0,08 L (dalam kapal ini diambil 0,07)
0,07 L = 0,07(81) m dimana L = 81 m
= 5.67 m
Pada kapal ini, direncanakan sekat terletak 6 m di belakang FP atau pada frame no. 124
b. Sekat Ceruk Buritan
Syarat minimum 3 x frame spacing (fs) diukur dari ujung boss.
Pada kapal ini diambil jarak didepan AP sebesar 3.6 m.
Sekat Ceruk Buritan tepat terletak pada frame no. 6
4. Perencanaan Panjang Ruang Mesin
Pada kapal ini direncanakan panjang ruang mesin 18 frame spacing.
Panjang ruang mesin = 18 x 0,6 = 9.6 m
Sehingga panjang ruang mesin terletak pada fr. 6 sd fr. 22
5. Perencanaan Panjang Ruang Muat
1. Ruang muat I fr.26 – 75 (29 m)
2. Ruang muat II fr.75 – 124 (29 m)
4. Perhitungan Volume Ruang Muat
Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang telah direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Metode Simpson.
A. Volume Ruang Muat II
Volume ruang muat II terletak antara fr. 75 – fr. 124
Panjang ruang muat adalah 29 m.
Volume Ruang Muat 2
ST LUAS RM FS HASIL
49 72.9175 1 72.9175
50 72.9211 4 291.6844
51 72.9165 2 145.833
52 72.9098 4 291.6392
53 72.9070 2 145.8140
54 72.9070 4 291.6280
55 72.9267 2 145.8534
56 72.9387 4 291.7548
57 72.9387 2 145.8774
58 72.9294 4 291.7176
59 72.8922 2 145.7844
60 72.8206 4 291.2824
61 72.7009 2 145.4018
62 72.5190 4 290.0760
63 72.2606 2 144.5212
64 71.9112 4 287.6448
65 71.4571 2 142.9142
66 70.8960 4 283.5840
67 70.2350 2 140.4700
68 69.4812 4 277.9248
69 68.6422 2 137.2844
70 66.7252 4 266.9008
71 66.7378 2 133.4756
72 65.6788 4 262.7152
73 64.5314 1.5 96.7971
73.5 63.9373 2 127.8746
74 63.2764 0.5 31.6382
5321.009
V 1 1064.202
VRM 2 923.0350
B. Volume Ruang Muat I
Volume ruang muat III terletak antara fr. 74 – fr. 99
Panjang ruang muat adalah 41.67 m
Volume Ruang Muat 3
ST LUAS RM FS HASIL
74 63.2764 1 63.2764
75 61.8376 4 247.3504
76 60.3619 2 120.7238
77 58.6583 4 234.6332
78 56.7699 2 113.5398
79 54.7104 4 218.8416
80 52.5003 2 105.0006
81 50.1596 4 200.6384
82 47.7108 2 95.4216
83 45.1772 4 180.7088
84 42.5817 2 85.1634
85 39.9443 4 159.7772
86 37.2855 2 74.5710
87 34.6257 4 138.5028
88 31.9885 2 63.9770
89 29.3801 4 117.5204
90 26.8150 2 53.6300
91 24.2944 4 97.1776
92 21.8227 2 43.6454
93 19.4069 4 77.6276
94 17.0740 2 34.1480
95 14.8585 4 59.4340
96 12.7928 2 25.5856
97 10.9067 4 43.6268
98 9.1864 1.5 13.7796
98.5 8.3549 2 16.7098
99 7.5509 0.5 3.77545
2688.786
V 2 537.7573
VRM 3 485.359
D. Volume Total Ruang Muat.
Vt = V1 + V2 + V3
= 903.6322 + 923.0350 + 485.359
= 2312.026 m3
PERHITUNGAN DWT (DEAD WEIGHT) / CONSUMABLE.
Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)
Perincian Perhitungan:
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
(menurut Herald Boehls hal 11)
Wfo = BHPme x bme x S/(Vs x 10-6) x (1,3 s/d 1,5)
Parameter yang diperlukan :
BHPme = 1561 BHP = 1164.6 kw
Bme = specific konsumsi bahan bakar mesin induk
= 171 gr / BHP hour
S = radius pelayaran (Surabaya – Batam)
= 823 mill
Vs = 13 knots
C = koreksi cadangan ( 1,3 – 1,5 )
= 1.5
Wfo = 1164.6 x 171 x .10-6 x 1,5
= 14 ton
Menentukan volume bahan bakar mesin induk
Vfo = Wfo / dimana Wfo = 18.09 ton
= 14 / 0,95 = 0,95 ton/m3
= 14.73 m3
Volume bahan bakar mesin induk ada penambahan karena:
• Double bottom ( 2 % )
• Ekspansi karena panas ( 2 % )
Jadi :
Vfo = Vfo + (4 % Vfo)
= 15.31 m3
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb)
(menurut Herald Poells hal 19)
Wfb = (0,1 s/d 0,2) Wfo
= 0,15 x 14
= 2.1 ton
Menentukan volume bahan bakar mesin bantu (Vb)
Vb = Wfb / diesel dimana diesel = 0,95 ton/m3
= 2.1 / 0,95
= 2.21 m3
Volume bahan bakar mesin bantu ada penambahan karena:
• Double bottom ( 2 % )
• Ekspansi karena panas ( 2 % )
Jadi :
Vb = Vb + (4 % Vfo)
= 2.29 m3
3. Berat Minyak Pelumas (Wlo)
(menurut Herald Poells hal 19)
Wlo = BHPme x blo x .10-6 x ( 1,3 – 1,5 ) dimana:
= 1164.6 x 1,4x .10-6 x 1,4 blo = 1,2 – 1,6
= 0.14 ton
Menentukan volume minyak pelumas (lubricating oil):
V = Wlo / dimana Wlo = 0.15 ton
= 0.14 / 0,9 o = 0,9 ton/m3
= 0,160 m3
4. Berat Air Tawar (Wfw)
Pemakaian fresh water :
• Untuk minum (Wmi)
( Wmi ) = (Ze x Cm x S )/ ( 24 x Vs x 1000)
Dimana :
Cm : Koefisien pemakaian air minum (10-20 )Kg /crew hari
direncanakan 12kg/crew hari.
Ze : jumlah crew = 25 orang
S : radius pelayaran (Surabaya – Batam)
: 823 mill
= (25 x 12 x 823)/(24 x 13 x 1000)
= 0.8 ton
Volume air minum = Wmi / = 1 ton/m3
= 0.8 / 1
= 0.8 m3
• Untuk cuci (Wcu)
(Wcu) = (Ze x Ccu x S ) / (24 x Vs x 1000)
Dimana :
Ccu : koefisien air mandi (80-200)
Direncanakan koefisien air mandi ( 200 kg / crew. hari )
(Wcu) = (25 x 80 x 823 ) / ( 24 x 13 x 1000 )
= 5 ton
Volume untuk air mandi = Wcu/ = 1 ton / m3
= 5 m3
• Untuk pendingin mesin (Wp)
(Wp) = (2-5) x BHP
Dimana :
Cpm : koefisien air pendingin (2-5) kg
Direncanakan 3 kg /HP
= 3 x 1164.6
= 3.49 ton
volume pendingin mesin = Wp / = 1 ton /m3
= 3.49 m3
Wfw = Wmi + Wcu + Wp
= 0.8 + 5 + 3.49
= 9.3 ton
Volume air tawar :
V = Wfw /
= 9.3 / 1
= 9.3 m3
5. Berat Bahan Makanan (Wp).
( Wp ) = (Ze x Cbm x S) / (24 xVs x 1000)
Dimana :
Cbm = Koefisien pemakaian bahan makanan ( 3-5 )
= direncanakan 5 kg /crew. hari
( Wp ) = (25 x 5 x 823) / (24 x 13 x 1000)
= 0.32 ton
6. Berat Crew dan Barang Bawaan ( Wcp )
Kebutuhan : untuk crew = 75 kg/orang. hari
barang = (20-60 ) kg/orang. hari
= direncanakan 25 kg /orang. hari
jumlah = 100 kg/orang. hari
Wcp = (Ze x jumlah kebutuhan) / 1000
= (25 x 100) / 100
= 2.5 ton
7. Berat Cadangan (Wr)
Terdiri dari peralatan di gudang antara lain:
- Tali/rope
- Cat
- Peralatan reparasi kecil yang dapat dIatasi oleh ABK
- Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran
Maka :
Disp. = 5909.904 ton.
Wr = (0.5 –1.5)% x Disp
= 0,6 % x 5909.904
= 35.45 ton
9. Berat Muatan Bersih (Wpc)
LWT = 30% x Δ Displ. = 5909.904 ton
= 30% x 5909.904
= 1772.97 ton
DWT = Δ - 1772.97
= 5909.904 – 1772.97
= 4136.93 ton
Besar DWT = 14 + 2.1 + 0.14 + 9.3 + 0.32 + 2.5 + 35.45 +Wpc
Maka: Wpc = 4136.93 – (14 + 2.1 + 0.14 + 9.3 + 0.32 + 2.5 + 35.45)
= 4073.12 ton
PERENCANAAN RUANGAN -RUANGAN AKOMODASI
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa persyaratan untuk crew accomodation.
BRT = 0,6 DWT
= 0,6 (4136.93) = 2482.158 BRT
Jadi BRT = 2482 BRT
1. Ruang Tidur (Sleeping Room)
* Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah / dibelakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
- Ruangan tidur seluruhnya di bagian belakang kapal.
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
- Bridge Deck terdapat ruang tidur Captain,Radio Operator dan Chief Engineer.
- Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Dokter.
- Poop Deck terdapat ruang tidur Chief Cook , Second Engineer, Second Officer dan Electrician.
- Main Deck terdapat ruang tidur Boatswain, Pumpman, Fireman, Boys, Seaman, dan Assistant Cook.
* Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruang untuk palka, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint room dan drying room (ruang pengering).
* Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal diatas 3000 BRT.
* Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.
Direncanakan 240 cm.
* Perabot dalam ruang tidur
a. Ruang tidur Kapten :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv, kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
d. Ruang tidur Crew :
- Tempat tidur (minimal single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk dua orang ) , lemari pakaian.
* Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 90 cm
- Tingkatan lain : 190 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.
2. Ruang Makan (Mess Room)
* Harus cukup menampung seluruh ABK.
* Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.
* Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley (dapur).
Direncanakan 2 ruang makan :
a. Ruang makan Perwira :
- Letak di Poop Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 7 tempat duduk, 1 meja makan, TV, dan wash basin.
b. Ruang makan Bintara :
- Letak di Main Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 17 orang, 1 meja makan, TV, dan wash basin.
3. Sanitary Accomodation
* Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
* Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di tempat itu.
* Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan terpisah.
* Fasilitas sanitary umum minimum:
- shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 2 Shower untuk 5 orang ( 1 shower untuk 2-3 orang ).
- 2 Wc untuk 5 orang ( 1 wc untuk 2-3 orang ).
- 2 Washbasin di ruang makan bintara
b. Di Poop Deck :
- 2 Kamar mandi (shower, wash basin, dan wc).
- 2 Washbasin di ruang makan perwira
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Officer (shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Engineer (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Radio Operator (shower, washbasin dan wc).
4. Musholla (Mosque)
* Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan :
Di Poop Deck :
- Dekat tempat wudlu (tempat wudlu berada di kamar mandi).
- Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkap-an sholat.
5. Kantor (Ship Office) & Lobby Room
* Direncanakan Kantor:
Kantor Chief Officer, Chief Engineer, menjadi satu yaitu berada di boat deck, sedangkan tempat kerja kapten menjadi satu dengan kamar.
6. Dry Provision and Cold Store Room
A. Dry Provision Store
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
B. Cold Storage Store
* Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.
* Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :
- Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22 C.
- Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah -12 C.
* Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8 s/d 1) m2.
Untuk 25 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 14,4 m2 - 18 m2.
Perinciannya sebagai berikut :
- 1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store.
- Sisanya digunakan untuk dry store.
Direncanakan Dry Store dan Cold Store :
- Letak di Main Deck dekat dapur.
7. Dapur (Galley)
* Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
* Luas lantai 0,5 m2 /ABK
* Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap
* Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping room.
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, di samping ruang makan crew.
- Luas 12,74 m2
- Dilengkapi sarana lift food ke pantry di boat deck dan poop deck yang tepat diatas dapur.
8. Ruang Navigasi (Navigation Room)
A. Ruang Kemudi (Wheel House)
* Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak terhalang (visibility 3600)
* Flying wheel house lebarnya selebar kapal. Untuk mempermudah waktu berlabuh.
* Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
B. Ruang Peta (Chart Room)
* Terletak didalam ruang wheel house.
* Ukuran ruang peta 2,2 m x 4 m.
* Ukuran meja peta 1,8 m x 2 m.
* Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya..
C. Ruang radio (Radio Room)
* Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan suara.
* Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.
* Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam waktu 3 menit.
10. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Source of Electrical Power (ESEP).
* Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu.
* Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
* Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 o atau kapal mengalami trim 10 o.
PERLENGKAPAN NAVIGATION
Design and Construction edisi revisi sname Newyork, 1980 tentang perlengkapan lampu navigasi. Sesuai dengan Ship
1. Anchor Light
* Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
* Warna : Putih.
* Jumlah : 1 buah.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 360o horisontal.
* Tinggi : 8 meter.
* Letak : Forecastle.
2. Lampu Buritan (Stern Light)
* Warna : Putih.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 135o horisontal
* Jumlah : 1 buah.
* Tinggi : 3,5 meter.
* Letak : Buritan
3. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)
* Warna : Putih.
* Visibilitas : 6 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 225o horisontal
* Tinggi : 12 meter (di tiang agung depan)
: 4,5 meter (di tiang di top deck )
4. Lampu Sisi (Side Light)
* Jumlah : Starboard Side : 1 buah (kanan)
Port Side : 1 buah (kiri)
* Warna : Starboard Side : Hijau (kanan)
Port Side : Merah (kiri)
* Visibilitas : 2 mil ( minimal )
* Sudut Sinar : 112,5o horisontal
* Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)
5. Morse Light
* Warna : Putih.
* Sudut Sinar : 360o horisontal
* Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)
Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau di ruang peta.
8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
9. Radio Direction Finder dan Radar
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak diruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan
PERENCANAAN TANGGA, PINTU DAN JENDELA
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
* Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 800 mm
* Tinggi ambang : 300 mm
B. Pintu Dalam
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 700 mm
* Tinggi ambang : 200 mm
C. Ship Non Water Tight Steel Door
* Digunakan untuk pintu gudang-gudang.
D. Ship Cabin Steel Hollow Door
* Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.
2. Ukuran Jendela
* Jendela bundar dan tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751), direncanakan menggunakan tipe A dengan ukuran d = 400 mm.
* Jendela persegi
- 1. Panjang : 400 mm Lebar : 400 mm
- 2. Panjang : 900 mm Lebar : 400 mm
* Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship budges
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 15o.
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm
3. Ladder / Tangga
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk menyimpannya diletakkan diatas poop deck (diletakkan segaris dengan railing/miring). Sudut kemiringan diambil 45o.
Dengan melihat pada tabel Hidrostatik didapatkan nilai T dengan melalui LWT. Pada kapal ini didapatkan hasil.
LWT = Disp. - DWT
= 5909.904 – 4136.93
= 1772.97 ton
Sarat kapal kosong (tE) = LWT / (Lpp x B x Cb x 1,004 x 1,025)
= 1772.97 / (80 x 15.6 x 0.66 x 1.004 x 1.025)
= 2.1 m
karena tangga diletakkan pada posisi poop deck maka:
a = (H+2,4) - TE
= (8.80 + 2,4) – 2.1
=9.1 m
Tangga akomodasi panjangnya:
L = 9.1 /sin 45
= 57.41 / 0,707
= 12.9 m
* Dimensi Tangga Akomodasi :
- Width of ladder : 700 mm
- Height of handrail : 1000 mm
- The handrail : 1500 mm
- Step space : 350 mm
B. Steel Deck Ladder
Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Pada kapal ini menggunakan deck ladder type A dengan nominal size 700 mm, lebar 700 mm. Kemiringan terhadap horizontal 45 0 Interval of treads 200 s/d 300, step space 400 mm.
C. Ship Steel Vertical Ladders
Digunakan untuk tangga yang menuju ke cargo hold dari main deck. Type A19 jarak dari dinding 150 mm, interval treads 300 s/d 340 mm, lebar tangga 350 mm.
D. Vertical Ladders
• Lebar : 250 - 300 mm
• Jarak antar anak tangga : 250 - 350 mm
• Diameter batang : 25 - 30mm
PERLENGKAPAN KAPAL
1. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran yang sesuai yang ada.
Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 3, yaitu :
A. Sekoci
Sekoci Penolong direncanakan menggunakan ukuran sebagai berikut:
* Digunakan model buatan FR. FASSMER & CO
- Type : GAR 6,0
- Lenght : 6,00 m
- Breadth : 2,35 m
- Registered height : 1,06 m
- Person : 19 orang
- Weight without persons : 3500 kg
* Persyaratan sekoci penolong :
- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.
- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan
- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.
- Stabilitas dan lambung timbul yang baik
- Mampu diturunkan kedalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15˚
- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompass radio komunikasi
B. Perlengkapan Apung (Bouyant Apparatus)
B.1 Pelampung Penolong ( Life Buoy )
* Persyaratan pelampung penolong :
- Dibuat dari bahan yang ringan (gabus dan bahan semacam plastik)
- Berbentuk lingkaran atau tapal kuda
- Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg besi
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12 buah
B.2. Baju Penolong (Life Jacket)
* Persyaratan baju penolong :
-Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi
-Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta dilengkapi dengan peluit.
C. Tanda Bahaya Dengan Signal atau Radio
Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb.
Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur rescue signal transmiter dsb.
D. Alat Pemadam Kebakaran
Dalam kapal ini terdapat alat pemadam kebakaran berupa :
- CO2
- Air laut
2. Alat Bongkar Muat
A. Batang Muat
Panjang jangkauan batang muat:
L’ = (2/3 Panjang Palkah + Jarak Mast Ke Sisi kapal)
= (2/3 x 8.4 + 5.75)
= 11.35 m
Panjang batang muat:
L = L’ / cos 45
= 16.051 m
Direncanakan, Save Pressure = 5000 kg
L1 = 7.5 n = 0.3 d = 100 G1 = 87
L2 = 7.7 D = 127 s = 4 G2 = 85
B. Tiang Agung Mask
W = 0.1[(SWL x L1) + (SWL x L2)]
= 7600 cm3
C. Winch
Winch power (Pe)
Pe = (W x V) / (75 x 60)
Dimana:
Pe = Effective Power (HP)
W = Rated Load (kg) = 8680 kg
V= Rated Hoisting Speed (40 m/min)
Pe = 96.4 HP
Input of Motor Power (Ip)
Ip = f x Pe Dimana: f = (1.05 s/d 1.1) x 94.4 HP
= 106.08 x 96.4 = 106.08 HP
= 10226.96 HP
3. Tutup palka
• Metode tutup palka MacGregor / Sistem didorong dan diatur
Jenis yang dipakai dalam desain kapal ini adalah faltluken, jenis ini merupakan classic modern dari semua variasi bentuk sekarang ini. Dimana penutup palka lengkap terdiri dari sejumlah panel berhimpit dengan jangkauan hatchway dan disambung bersama dengan engsel. Dalam posisi tertutup, sisi panel benar-benar duduk pada balok memanjang yang dilekatkan semua disekeliling tepi atas coaming, yang mana menahan berat penutup. Hanya dalam plat sisi ada karet kedap dilekatkan pada tutup, yang meletak pada balok tekan yang kedap.
4. Penentuan Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat
A. Penentuan Jangkar
Dari peraturan BKI 1989 ditentukan :
Z = D2/3 + 2hB + A/10
dimana : D = Displacement kapal
= 2263.2 ton
B = Lebar kapal
= 15.6 m
fb = H - T dimana H = 6.5 m
= 6.5 – 5 T = 5 m
= 1.5 m
h = 2,4 x 4 = 9.6 m
h = fb + h
= 1.5 + 9.6 = 11.1 m
A = Luas penampang membujur dari bangunan atas diatas sarat air pada centre line m2
= 228.64 m2
maka : Z = 450.64
Pada tabel 18.2 vol II, BKI "89 pada nomer register 119–Z = 450 – 500. Sehingga dapat diperoleh:
- Jumlah jangkar = 3 buah
- Berat Jangkar = 1440 kg
- Panjang total = 412.5 m
- Diameter
a. d1 = 38 mm
b. d2 = 34 mm
c. d3 = 30 mm
- Tali tarik
a. panjang = 190 m
b. beban putus = 305 KN
- Tali tambat
a. Jumlah = 4 buah
b. Panjang = 160 m
c. beban putus = 120 KN
Kemudian dari data dapat dianbil ukuran-ukuran yang ada pada jangkar yaitu sebagai berikut :
Berat jangkar diambil 1440 kg
a. = 212 mm ( Basic Dimension )
b. = 0,779 x a = 165 mm
c. = 1,050 x a = 318 mm
d. = 0,412 x a = 87 mm
e. = 0,857 x a = 1.82 mm
f. = 9,616 x a = 2038.59 mm
g. = 4,803 x a = 1018.24 mm
h. = 1,100 x a = 233 mm
i. = 2,401 x a = 509 mm
j. = 3,412 x a = 725 mm
k. = 1,323 x a = 280 mm
Dari Practical Ship Building direncanakan menggunakan jangkar type Hall Ancor.
B. Penentuan rantai Jangkar
Setelah diketahui data-data dari jangkar yaitu :
- Panjang keseluruhan rantai jangkar = 412.5 mm
- Diameter rantai jangkar :
- diameter rantai jangkar = 38 mm
- bahan = ST.37-43
Komposisi dan konstruksi dari rantai jangjar meliputi :
1. Ordinary link
a : 6,00 d = 228 mm
b : 3,60 d = 137 mm
c : 1,00 d = 38 mm
2. Large link
a : 6,50 d = 247 mm
b : 4,00 d = 132 mm
c : 1,10 d = 42 mm
3. End link
a : 6,75 d = 257 mm
b : 4,00 d = 152 mm
c : 1,20 d = 46 mm
4. Connecting Shackle
a : 7,10 d = 270 mm
c : 4,00 d = 152 mm
d : 0,60 d = 31 mm
e : 0,50 d = 19 mm
5. Anchor Kenter Shackle
a : 8,00 d = 304 mm
b : 5,95 d = 226 mm
c : 1,75 d = 66.5 mm
6. Swivel
a : 9,70 d = 368.6 mm
b : 2,80 d = 106.8 mm
c : 1,20 d = 45.6 mm
d : 2,90 d = 110.2 mm
e : 3,40 d = 192.2 mm
f : 1,75 d = 66.5 mm
7. Kenter Shackle
a : 6,00 d = 228 mm
b : 4,20 d = 159.6 mm
c : 1,52 d = 58.9 mm
C. Tali Tambat
Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nilon. Adapun ukuran- ukuran
Yang dipakai berdasarkan data-data dari BKI 1989 didapatkan:
- Jumlah tali tambat = 4 buah
- Panjang tali tambat = 160 m
- Beban putus = 120 kn
Keuntungan dari tali nylon untuk tambat :
- Tidak rusak oleh air dan sedikit menyerap air.
- Ringan dan dapat mengapung di permukaan air.
5. Penentuan Bolard, Fairlaid, Hawse Pipe dan Chain Locker
A. Penentuan Bollard
Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship and Marine Engineering vol. IIIB) dipilih type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai berikut :
- Ukuran Bollard adalah : - Ukuran baut adalah :
D = 300 mm a = 900 mm
L = 1450 mm b = 370 mm
B = 430 mm c = 55 mm
H = 530 mm w1 = 35 mm
Berat Bollard = 513 kg e = 60 mm
Jumlah baut = 8 buah f = 115 mm
Diameter = 1 1/8 inch w2 = 45 mm
r1 = 45 mm
r2 = 105 mm
Bollard ditempatkan di main deck, forcastle, dan poop deck.
B. Penentuan Fairlaid
Fairlaid berfungsi untuk mengarahkan dan mempelancar tali tambat. Type ini tergantung dari jumlah roller yang digunakan yaitu antara 1-4 kadang - kadang fairlaid dan chock digabung yang ddisebut fairlaid and chock. Ukuuran tergantung dari diameter roller itu sendiri tergantung dari hawses yang dipakai. Dari Practical Ship Building dan didapatkan ukuran roller sebagai berikut:
Diameter roller = 150 mm
Breaking strees hawses = 29 ton
Diameter Bollard = 225 – 250 mm
Diametre of fastering bolt = 22 mm
Length(L) = 1040 mm
Breadth(B) = 280 mm
Weight design I = 140 kg
Weight design II = 170 kg
C. Hawse Pipe
Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung dari ukuran dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari besi tuang.
Untuk diameter rantai jangkar 38 mm.
Bagian :
9,0 x d = 342 mm
0,6 x d = 22.8 mm
0,7 x d = 26.6 mm
3,5 x d = 133 mm
5,0 x d = 190 mm
1,4 x d = 53.2 mm
47 x d = 1786 mm
37 x d = 1406 mm
D. Penentuan Chain Locker
Volume chain locker adalah :
Dimana :
Sm = volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 1 fathom
d = diameter rantai jangkar dalam inch
= 38/25,4
= 1,49 inch
Panjang rantai jangkar = 412.5 m , dari GL diketahui 15 fathom = 25 m, maka :
412.5 m = 247.5 fathom
Maka volume dari chain locker adalah :
Sm = 247.5 / 100 x 1,492
= 5.5 m3
Perencanaannya yaitu dengan ditambah volume cadangan 20%, maka :
Sm = (20% x 5.5) + 5.5
= 6.6 m3
Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak sebelah kiri.
6. Penentuan Tenaga Windlass, Capstan, dan Steering Gear
A. Penentuan Tenaga Windlass
Perhitungan ini berdasarkan pada Practical Ship Building oleh M. Khetagurof
• Gaya tarik cable lifter untuk menarik 2 jangkar adalah :
Tcl = 2,35 ( Ga + Pa x La ) kg Dimana :
Ga = Berat jangkar
= 1440 kg
Tcl = 2,35 (1440 + 33.21 x 70 ) Pa = Berat tiap rantai jangkar
= 8847.045 kg = 0,023 x d2
= 0,023 x 382
= 33.21 kg/m
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung
= Diambil 70 m
• Diameter Cable Lift:
Dcl = 0,013 d (m)
= 0,013 x 38
= 0,49 m
•Torsi pada Cable Lifter
cl =
= (8847.045 x 0.49) /
(2 x 0.91)
= 2381.87 kgm Dimana : cl = 0,9 s/d 0,92
diambil = 0,91
• Torsi pada poros motor Windlass
w =
Dimana :
Ia =
= 550 / 7.89
= 69.7
Maka :
w = 2381.87 / (69.7
x 0.8)
= 42.71 rpm Dimana :
= efisiensi total (0,722 - 0,85)
Nm = 523 rpm – 1165 rpm
Va = 0,2 m/s
Maka :
Diambil = 0,8
Nm = 550 rpm
Ncl =
= (60 x 0.2) / (0.04 x 38)
= 7.89 kgm
• Daya effective Windlass
Pe =
= (42.71 x 550) / 716.2
= 32.80 HP
Dari data atas dapat diperoleh data sebagai berikut:
Type Windlaas : EAH - 5
Pulling force : 14,3 kg
Speed : 7,3 m / min
Daya motor : 50 Hp
Berat : 11,2 kg
B. Capstan
• Gaya pada Capstan Barrel
Twb = Pbr / 6 Dimana :
= 17000/6 Pbr = Tegangan putus dari wire roop
= 2833,33 kg = 17000 kg
• Momen pada poros Capstan Barrel
Mr =
= (2833.33 x 0.6) /
(2 x 69.7 x 0.8)
= 15.24 kgm
= 1524 kg.cm Dimana : Dwb = 0,6 m
Ia = 69.7
a = 0,8
Daya effective (Pe)= (Mr x 1000)/975
= (1524 x 1000)/97500
= 15.63 HP
Dari Practical Ship Building III b1 (hal 204 - 205), diperoleh data sebagai berikut:
Type Capstan : Type A
Pulling force : 3000 kg
Daya : 16 Hp
Berat : 2000 kg
C. Steering Gear
Luas daun kemudi
A = x [ 1 + 25 ( B/L )2 ]
= x [ 1 + 25 ( 11.5 / 64 )2]
= 1.778 m2
Luas ballansir
A' = 235 x A
= 235 x 1.778 = 417.83 m2
Untuk baling-baling tunggal dengan kemudi ballansir
= 1,8
= h / b
Dimana : h = Tinggi kemudi
b = Lebar kemudi
h = x b
= 1,8 x b
A = h x b
1.778 = 1,8 x b x b
= 1,8 x b2
b = 0.994 m
Maka : h = 1,8 x 0.994
= 1.789 m
x' = A' / h
= 417.83 / 1.789
= 233.5 m
•Kapasitas mesin kemudi (power steering gear )
Dasarnya adalah gaya dan momen yang bekerja pada mesin tersebut
• Gaya normal kemudi (Pn)
Pn = 1,56 x A x Va2 x sin Dimana :
A = Luas daun kemudi
= 1.778 m 2
Va = 13 knots
sin = 35
Pn = 1,56 x 1.778 x 132 x sin 35
= 268.86 kg
• Moment puntir kemudi (Mp)
Mp = Pn ( x - a ) Dimana :
a = Jarak poros kemudi
= 0.35 m
x = b (0,195 + 0,305 sin35)
b = lebar kemudi = 994 mm
Maka: x = 0.994(0,195 + 0,305 sin 35)
= 0.368 m
Mp = 268.86 (0,368 - 0,35)
= 4.32 kgm
• Daya Steering Gear adalah:
D =
=
= 2.78 mHP
Dimana : nrs = 1/3 x /
= 35 = 30o
nrs = 1/3 x 35/30
= 0,4
Sg = 0,1 s/d 0,35
= 0,2
•Diameter tongkat kemudi
Menurut BKI 1989:
Dt = 9 x
= 9 x ^1/3
= 146.57 mm
= 150 mm
7. Penentuan Ukuran Ventilasi
Maksud dan tujuan :
- Untuk menjaga udara didalam ruang muat dalam kapal agar selalu segar dan terasa nyaman.
- Untuk menghindari terjadinya kerusakan dan pembusukan muatan yang ditimbulkan oleh besarnya kelembaman dapat diperkecil.
Dv = VRM x n x n1/ 900 x x v x n2
Dimana :
VRM = Volume ruang muat
V = Kecepatan aliran udara yang masuk lewat ventilator
= 2 s/d 4 m/s
= diambil 4 m/s
n = Banyaknya pergantian udara
- untuk udara masuk n = 15 m/s
- untuk udara keluar n = 10 m/s
n1 = Dencity udara bersih ( kg/m3 )
n 2 = Dencity udara dalam ruangan ( kg/m3 )maka
Maka: n1/n2 = 1
A.PADA RUANG MUAT I
Dv masuk = (903.63 x 15 x 1/( 900 x 3,14 x 4 x 1))
= 1,09 m3
Dv keluar = (903.63 x 10 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.89 m3
B.PADA RUANG MUAT II
Dv masuk = (923.04 x 15 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 1.1 m3
Dv keluar = (923.04x 10 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.9 m3
C. PADA RUANG MUAT III
Dv masuk = (485.36 x 15 x 1/ (900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.8 m3
Dv keluar = (485.36 x 10 x 1/( 900 x 3,14 x 4 x 1))
= 0.65 m3
PERHITUNGAN TANGKI-TANGKI
1. Tangki Ballast
Berdasarkan buku “Lectures on Ship design and Ships Theory”, berat air ballast adalah antara 10 % s.d 15 % dari displacement kapal. Pada perencanaan ini, diambil sebesar 12 % dari displacement kapal.
(Herald Poehl, LECTURE ON SHIP DESIGN AND THEORY)
= 2263.2 ton.
Maka berat Ballast adalah : 5909.904× 0.12 = 709.2 ton
Dan Volumenya adalah : 709.2 / 1,025 = 691.89 m3
Perhitungan Heavy Fuel Oil Tank (HFO)
Volume tangki Heavy Fuel Oil Tank (HFOT) terletak antara fr. 24 – fr. 31
Heavy Fuel Oil Tank
FRAME AREA FS HASIL
24 4.1338 1 4.1338
25 4.4552 4 17.8208
26 4.7764 2 9.5528
27 5.0973 4 20.3892
28 5.4182 2 10.8364
29 5.7403 4 22.9612
30 6.0637 1.5 9.09555
30.5 6.2264 2 12.4528
31 6.3839 1 6.3839
113.6265
VHT 22.72529
Perhitungan Diesel Oil Tank (DOT)
Volume tangki Diesel Oil Tank (DOT) terletak antara fr. 31 – fr. 32
Diesel Oil Tank
Frame Area FS Hasil
31 6.3839 1 6.3839
31.5 6.5543 4 26.2172
32 6.7197 1 6.7197
39.3208
VDOT 3.93208
Perhitungan Cofferdam
Volume tangki Diesel Oil Tank (DOT) terletak antara fr. 32-34
Cofferdam Tank
Frame Area FS Hasil
32 6.7197 1 6.7197
33 7.0529 4 28.2116
34 7.3057 1 7.3057
42.237
Vcoff 8.4474
Perhitungan Fresh Water Tank
Volume Fresh Water Tank (FWT) terletak antara fr. 34-36
Fresh Water Tank
Frame Area FS Hasil
34 7.3057 1 7.3057
35 7.7133 4 30.8532
36 8.0310 1 8.031
46.1899
VFW 9.23798
Perhitungan Volume Tangki Ballast
A. Volume tangki ballast I
Volume tangki ballast III terletak antara fr.24– fr. 49
V. Tangki Ballast 1
Frame Area FS Hasil
24 4.1338 1 4.1338
25 4.4552 4 17.8208
26 4.7764 2 9.5528
27 5.0973 4 20.3892
28 5.4182 2 10.8364
29 5.7401 4 22.9604
30 6.0637 2 12.1274
31 6.3899 4 25.5596
32 6.7197 2 13.4394
33 7.0529 4 28.2116
34 7.3057 2 14.6114
35 7.7133 4 30.8532
36 8.0310 2 16.0620
37 8.1903 4 32.7612
38 8.6177 2 17.2354
39 8.8799 4 35.5196
40 9.1111 2 18.2222
41 9.3136 4 37.2544
42 9.3136 2 18.6272
43 9.6160 4 38.4640
44 9.7049 2 19.4098
45 9.7668 4 39.0672
46 9.8049 2 19.6098
47 9.8260 4 39.3040
48 9.8373 1.5 14.75595
48.5 9.8413 2 19.6826
49 9.8446 0.5 4.9223
581.3937
VDB 1 116.2787
B. Volume tangki ballast II
Volume tangki ballast II terletak antara fr. 49 – fr. 74
V. Tangki Ballast 2
Frame Area FS Hasil
49 9.8446 1 9.8446
50 9.8489 4 39.3956
51 9.8497 2 19.6994
52 9.8470 4 39.3880
53 9.8404 2 19.6808
54 9.8300 4 39.3200
55 9.8183 2 19.6366
56 9.8098 4 39.2392
57 9.8091 2 19.6182
58 9.8207 4 39.2828
59 9.6319 2 19.2638
60 9.8890 4 39.5560
61 9.9264 2 19.8528
62 9.9418 4 39.7672
63 9.9180 2 19.8360
64 9.8373 4 39.3492
65 9.6882 2 19.3764
66 9.4837 4 37.9348
67 9.2432 2 18.4864
68 8.9859 4 35.9436
69 8.7313 2 17.4626
70 8.4970 4 33.9880
71 8.2816 2 16.5632
72 8.0718 4 32.2872
73 7.8536 1.5 11.7804
73.5 7.7372 2 15.4744
74 7.6135 0.5 3.8068
705.8340
VDB 2 141.1668
C. Volume tangki Ballast III
Volume tangki ballast I terletak antara fr. 74 – fr. 99
V. Tangki Ballast 3
Frame Area FS Hasil
74 7.6135 1 7.6135
75 7.3377 4 29.3508
76 7.0211 2 14.0422
77 6.6719 4 26.6876
78 6.2995 2 12.5990
79 5.9132 4 23.6528
80 5.5223 2 11.0446
81 5.1352 4 20.5408
82 4.7556 2 9.5112
83 4.3862 4 17.5448
84 4.0298 2 8.0596
85 3.6890 4 14.756
86 3.3662 2 6.7324
87 3.0600 4 12.2400
88 2.7663 2 5.5326
89 2.4812 4 9.9248
90 2.2007 2 4.4014
91 1.9210 4 7.6840
92 1.6427 2 3.2854
93 1.3739 4 5.4956
94 1.1233 2 2.2466
95 0.8995 4 3.5980
96 0.7100 2 1.4200
97 0.5642 4 2.2568
98 0.4531 1.5 0.67965
98.5 0.4531 2 0.9062
99 0.3695 0.5 0.1848
261.9911
VDB 3 52.39822
VDBT 309.8437
Sehinga total volume tangki ballast di double bottom adalah :
V = V I + V II +V III
V = 265.473 m³
Karena kontruksi dasar ganda, maka dikoreksi dengan ditambah 2 %
V = 265.473 + 2% 265.473
V = 270.782 m³
Jadi volume tangki ballast pada double bottom dapat memenuhi kebutuhan untuk ballast.
BAB VII
KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan Tugas Rencana Umum ini dapatlah diambil kesimpulan yang perlu diperhatikan :
1. Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil mungkin tetapi jangan sampai mengurangi efektifitas dari mesin, agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
2. Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
3. Perencanaan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
4. Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu berthing kapal dipelabuhan bongkar muat.
5. Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar dipelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.

bang makasih infonya
BalasHapusfile auto cad nya ada mas?
BalasHapusfile autocad nya ada gak mas? untuk referesensi belajar
BalasHapussaya tinggalin email : romzultik11ipa@gmail.com
Hapus